Pengelasan MIG atau biasa dikenal dengan Metal Inert Gas Welding menggunakan gas inert seperti argon dalam proses pengelasannya. Istilah lebih teknisnya adalah Gas Metal Arc Welding (GMAW).
Sejarah Pengelasan MIG
Proses ini dikembangkan selama Perang Dunia II untuk memenuhi kebutuhan senjata, yang berlanjut hingga era pasca perang.
Sifat Proses Pengelasan
Pada dasarnya, jenis pengelasan ini menggunakan argon dan gas inert lainnya selama prosesnya. Penggunaan gas inert membedakannya dengan pengelasan MAG yang memanfaatkan gas aktif seperti karbon dioksida.
Gas inert ini memberikan pelindung dan perlindungan pada genangan dan busur pengelasan.
Keuntungan Signifikan dari Proses Pengelasan
Pertama, kesederhanaan prosedur yang terlibat. Seluruh proses memerlukan kontak konstan antara elektroda dan busur las. Kontak ini, yang juga dapat digambarkan sebagai “feeding”, memungkinkan busur tetap pada posisi tetap sehingga memfasilitasi produksi las.
Meluasnya penggunaan Pengelasan MIG di sebagian besar rumah merupakan bukti kesederhanaan prosedur ini.
Selain itu, kesederhanaan tersebut memberikan kontribusi besar terhadap kecepatan proses, dan pada gilirannya, biayanya relatif lebih rendah.
Kedua, hasil berkualitas tinggi yang dihasilkan. Biasanya menggunakan gas inert sebagai pelindung dari percikan. Lebih sedikit percikan menghasilkan permukaan yang lebih bersih dengan sentuhan estetika.
Selanjutnya, hal itu dapat dilakukan dalam posisi apa pun; dengan demikian, memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada tukang las. Hal ini juga memastikan pengelasan berkualitas tinggi bahkan di area terbatas.
Penggunaan proses ini saat ini dalam otomasi, robot, kap mobil dan sejenisnya membuktikan kualitas permukaan yang dilas secara optimal.
Ketiga, penerapan proses pengelasan pada berbagai jenis logam. Logam mulai dari aluminium biasa hingga lembaran tipis langka dan rapuh yang digunakan pada bodi mobil semuanya dapat mengalami proses ini.
Kerugian Signifikan dari Proses Pengelasan
Ada dua kelemahan signifikan dari proses pengelasan ini: a) fokus dan konsentrasi penuh yang dibutuhkan proses tersebut; dan b) ketidakberlakuannya dalam kasus-kasus tertentu.
Fokus dan konsentrasi penuh diperlukan selama keseluruhan proses karena memerlukan kontak konstan antara elektroda dan busur las; dengan demikian, tindakan biasa menggaruk rambut pun tidak mungkin dilakukan.
Sehubungan dengan kelemahan kedua, proses ini tidak dapat diterapkan pada pengelasan baja tebal karena ketidakmampuannya menembus permukaan dengan baik. Selain itu, jika permukaan logam tidak bersih, proses pengelasan ini tidak dapat memberikan hasil yang maksimal.
Memang benar, kelemahan pengelasan MIG lebih besar daripada kelebihannya, terutama kesederhanaan prosedurnya. Kesederhanaan seperti itu bahkan memungkinkan pengguna yang tidak berpengalaman untuk mengelas sendiri beberapa perlengkapan yang rusak di rumah.